Asrah Batin Dibanjiri Ribuan Warga
GROBOGAN- Ritual prosesi budaya Asrah batin,Minggu(6/11) di Desa Karanglangu dan Ngombak,Kecamatan Kedungjati,Grobogan berlangsung sangat meriah.Budaya syarat makna digelar ribuan warga desa Ngombak dan Karanglangu , kecamatan Kedungjati .Ritual yang di namai Asrah Batin, diwarnai arak-arak ratusan warga Desa Karanglangu, menemui desa saudara mereka warga Desa Ngombak di tepi sungai Tuntang.
Arak-arakan warga karang langu yang terdiri atas orang tua dan anak - anak, rela berpanas panasan melintasi kawasan hutan jati sejauh 4 kilometer .“ Ritual ini terkait dengan kepercayaan masyarakat terhadap Kedhana –Kedhini, yaitu Raden Bagus sutejo dan Raden Ayu Roro Mursiah yang merupakan sesepuh kami. Mereka berdua diyakini sebagai pendiri desa Karanglangu dan Desa Ngombak.Sebagai saudara tua Karanglangu sengaja menemui warga Ngombak untuk mempererat jalinan persaudaraan,” Jelas Kepala Desa Ngombak,Kartini.
Kepala Desa Ngombak berpakaian jawa lengkap berdiri di tepi sungai Tuntang,menungu kedatangan arak – arakan warga desa Karanglangu yang tengah bersiap menyeberang ke barat.Busana yang di kenakan tidak terpisahkan dari kisah awal berdirinya Desa Ngombak dan Karanglangu,ratusan tahun lalu.
Di tepi sungai,hampir serupa,kepala desa Karanglangu bersiap menyeberang juga mengenakan pakaian adat Jawa diikuti rombongan warga. Khusus Kepala Desa Karanglangu, disiapkan Joli ( Tandu)agar tidak basah ketika menyeberang sungai.
Belasan Pemuda warga Desa berotot kekar mendorong rakit bertanduk menuju ketepian sungai sebelah barat. Kemudian Kepala Desa Ngombak dengan didampingi camat Kecamatan Kedungjati dan ratusan warga Ngombak menyambut kedatangan Joli berisi Kepala Desa Karanglangu dengan suka cita.
Dari tempat itu rombongan bergerak ke pendopo kepala Desa Ngombak yang berjarak sekitar 300 meter dari sungai. Segala hal berkenaandengan prosesi itu, akhirnya dijelaskan secara gamblang oleh pranata adicara(pembawa acara), ketika arak – arakan singgah di pendopo/kediaman Kepala Desa Ngombak.Posesi ini tak lain untuk mengenang Kedhana – Kedhini sebagai cikal bakal desa tempat tinggal mereka.
Cerita Kedhana-kedhini
Keduanya adalan kakak beradik yang sempat hidup dengan keprihatinan setelah terusir dari rumah.Mereka sempat berpisah, meski akhirnya dipertemukan kembali ketika memasuki usia dewasa. Kedhana ketikaiti telah berhasil mendirikan Desa Karanglangu, Semantara Kedhini bersusah payah mendirikan Desa Ngombak.Karena lama tidak pernah berjumpa,mereka jatuh cinta ketika suatu saat bertemu. Hari dan waktu untukmenikahkan telah ditetapkan oleh keduanya,dan akhirnya mereka berencana untuk mengadakan pernikahan. Namun, Sebelum berlangsung , Kedana merasa ada yang aneh dari calon isrinya. Luka yang sama dengan pelipis sebelah kananya,sedangkan luka yang dimiliki adiknya pelipis sebelah kiri, Keanehan itu terlihat dari tanda tanda luka ditubuh Kedini yang mirip dimiliki adiknya sewaktu kecil. Keanehan itu pula akhirnya membuka tabir rahasia mereka sebagai kakak beradik.
Perkawinan itupun urung di lakukan ,meskipun prosesi budaya terus dilestarikan anak cucu dari waktu ke waktu. Di iringi gending Kebo Giro,Kepala Desa Karanglangu mewakili sosok Kedana dipertemukan dengan Kepala Desa Ngombak mewakili figur Kedhini dalam sebuah prosesi memperingati pernikahan Kedhana –Kedhini yang batal dilakukan.
Ramai Pengunjung
Acara yang diselenggarakan dua tahunan ini banyak menyita perhatian warga sekitar maupun warga dari luar Kabupaten Grobogan.Seperti halnya Cindy(22),dia mengaku jauh-jauh dari Salatiga karena penasaran dengan ritual Asrah Batin."Acara seperti itu sangat langka,jarang sekali terjadi dimanapun.Jadi aku gak mau ketinggalan untuk melihatnya," jelasnya.
Acara yang diselenggarakan dua tahunan ini banyak menyita perhatian warga sekitar maupun warga dari luar Kabupaten Grobogan.Seperti halnya Cindy(22),dia mengaku jauh-jauh dari Salatiga karena penasaran dengan ritual Asrah Batin."Acara seperti itu sangat langka,jarang sekali terjadi dimanapun.Jadi aku gak mau ketinggalan untuk melihatnya," jelasnya.
Pengakuan yang sama diungkapkan Iqbal(17),pemuda asal Kecamatan Tanggungharjo ini sengaja melihat Asrah Batin karena penasaran ."Kemarin lihat di medsos kalau ada acara asrah batin di Kedungjati,"tuturnya.Dia berharap kedepannya,prosesi asrah batin bisa dikemas lebih bagus lagi agar banyak peminat.
Mahfud(50) mengaku,dirinya jauh-jauh pulang dari Jakarta karena ingin menyaksikan acara dua tahunan ini.Putra asli Karanglangu ini mengaku,dengan adanya prosesi asrah batin bisa mempererat tali silaturahmi kedua desa."Budaya ini sangat bermanfaat untuk perdamaian," pungkasnya.(ire)
Post a Comment
Post a Comment