Seni Kentrung Langka,Dinas Gelar Pertunjukan
GROBOGAN- Menyikapi kesenian kentrung yang semakin langka di Kabupaten Grobogan. Dispora budpar Kabupaten Grobogan menggelar seni Kentrung untuk didokumentasikan ,Rabu (23/11) di gedung wisuda budaya.Kali ini Dispora budpar mengundang salah satu dalang kentrung yang masih aktif,yaitu Safuan(62).
Menurut Kabid Kebudayaan Marwoto,pendokumentasian tersebut dilakukan agar seni yang ada di Kabupaten Grobogan benar-benar terdokumentasi dengan baik.”Seni ini memang sudah sangat langka.Dalangnya pun juga langka,maka kami berusaha menampilkannya disini agar orang tahu kesenian yang ada di daerahnya ini perlu perhatian,” jelasnya.
Marwoto menambahkan,saat ini masyarakat cenderung menyukai kesenian modern yang condong kepada budaya barat.”Saat ada pertunjukan seni daerah,pasti penontonnya sedikit.Tak seperti kalau ada pertunjukan modern yang lain,” tambahnya.
Dalam pertunjukan ini diundang guru kesenian dari beberapa sekolah,pelaku seni serta pemerhati seni dan budaya. Titis,salah seorang guru kesenian mengaku selama ini belum pernah melihat pertunjukan kentrung. “Selama ini memang belum pernah saya lihat pertunjukan kentrung.Masyarakat cenderung menampilkan kesenian modern,prihatin juga melihatnya,” ungkapnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan Yayang Dini(32),dia sama sekali belum pernah melihat pertunjukan kentrung. “Saya kesini karena penasaran.Cuma mendengar namanya saja,tapi belum pernah melihatnya,” tuturnya.
Safuan(62),sang dalang kentrung dari desa Bringin mengungkapkan keprihatinannya terhadap seni kentrung yang kian tenggelam di arus modernisasi. Memang saat ini masih ada satu dua orang yang menggunakan jasanya sebagai dalang kentrung,namun itu terbatas di beberapa kalangan saja. “Biasanya orang memanggil saya untuk ruwatan, jadi saya harus menjalani puasa dulu.Kalau dengan puasa, sekali pentas saya patok 800 ribu.Tapi kalau tanpa puasa tidak saya tariff,” jelasnya.
Safuan menambahkan,saat ini dalang kentrung minim regenerasi.”Anak saya juga tidak minat saya ajari,malah memilih profesi yang lain,” tuturnya.
Suyadi(62)salah seorang pemerhati seni mengungkapkan bahwa sepinya minat seni kentrung karena kurang menarik penyajiannya,terlalu kuno . “Agar penonton menarik perlu dikemas yang baik.Kalau masih begitu saja tidak aka nada peminat,” ungkapnya.
Suyadi berharap,dinas terkait segera mengambil langkah untuk menyelamatkan seni kentrung yang hampir punah.(ire)
Post a Comment
Post a Comment