Warga Grobogan Ini Melawan Penyakit di Tengah Kemiskinan
GROBOGAN
– Potret kemiskinan tak pernah hilang di sekitar kita. Seperti yang terlihat di
Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi,Kabupaten Grobogan ini. Di rumah berbahan
dasar bambu berukuran 4x5 meter inilah, Mami(26) harus berjuang melawan
penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Bersama ibunya, Maryam(57),
dia harus menghabiskan hari-harinya diatas tempat tidur. Dengan selimut yang
sudah lusuh, dia terbaring tak berdaya menghadapi penyakit yang telah
berbulan-bulan menyerangnya. Ya, karena masalah ekonomilah menjadi alasan Maryam
untuk tidak melanjutkan pengobatan anaknya. Walaupun biaya pengobatan sudah
ditanggung BPJS, namun biaya sehari-hari yang cukup besar menghancurkan niatnya
untuk menyembuhkan putri keduanya ini. “Sudah 3 kali anak saya dirawat di RSUD
Purwodadi, namun tidak ada perubahan. Memang tidak dipungut biaya, tapi untuk
keseharian saya tidak punya uang,” aku Maryam yang hanya bekerja serabutan.
Maryam menuturkan,
dokter yang pernah merawat anaknya menjelaskan jika penyakit yang putri
kesayangannya ini menyerang paru-paru. “Gak jelas apa nama penyakitnya. Yang saya
tahu sakitnya menyerang paru-paru,” jelasnya.
Saat ini seluruh tubuh
Mami membengkak, mulai ujung kaki sampai ujung kepalanya. Terlihat wajah
sayunya menahan rasa sakit di tubuhnya. Sesekali tangannya menarik selimut yang
menutupi tubuhnya. Untuk merubah posisi tidurnya saja, dia sudah tidak mampu.
Ibunya harus membantu untuk merubah posisi yang dia mau. “Pengin miring saja
sudah gak bisa, apalagi untuk jalan kaki. Dulu sebelum parah masih bisa jalan,”
tutur Maryam.
Mengontrak Tanah Desa
Rumah yang saat ini
ditinggalinya berada di tanah milik desa, yaitu di Dusun Jetis RT 03 RW 7, Desa
Nambuhan, Kecamatan Purwodadi, Grobogan. Walaupun begitu, Maryam mengaku harus
membayar sebesar 200 ribu per tahunnya. Di tengah himpitan ekonomi, anak yang
diharapkan bisa membantunya malah jatuh sakit.”Disyukuri saja, mungkin harus
begini,” tutur Maryam.
Uluran tangan tetangga
dan beberapa dermawan membuatnya bisa membawa anaknya berobat. “Tetangga banyak
yang membantu. Tiap haripun mereka menemani menjaga anak saya. Kalau ditawari
kerja apapun saya kerjakan,” akunya.
Dia berharap ada uluran
tangan dermawan yang bisa membantu berobat anaknya. “Semoga anak saya bisa
sehat seperti semula lagi, bisa membantu anak saya,” harapnya.(IYA)
Post a Comment
Post a Comment