Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Menjerit
GROBOGAN- Panen bawang merah telah tiba, namun harga bawang di tingkat petani
sangat rendah. Hal ini membuat sejumlah petani bawang merah di Desa Penawangan,Kecamatan Penawangan menjerit.
Hal ini diakibatkan adanya bawang meah impor di pasaran. Mereka berharap,
penghentian impor bawang merah yang saat ini telah memenuhi sejumlah pasar
tradisional di Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.
Kasan, petani bawang asal Desa
Penawangan, Senin (3/4) mengungkapkan, saat ini di desanya, para petani bawang
sudah mulai panen. Bawang merah yang ditanam petani usai musim tanam (MT)
pertama tahun 2017, telah mulai dipetik petani.”Rata-rata petani bawang merah sudah mulai panen. Tapi, harga
saat ini belum terlalu baik. Malah bawang lokal harganya rendah. Mungkin karena
dipasar banyak yang jual bawang impor,” keluh Kasan, disela-sela mencabut umbi
bawang.
Petani bawang lokal di Kecamatan
Penawangan, Kabupaten Grobogan saat ini, aku dia, rugi besar karena harga
bawang lokal yang anjlok ditambah serbuan bawang impor dari luar yang masuk
hingga ke pasar tradisional.“ Kami yang hanya seorang petani meminta bawang
impor yang masuk segera dihentikan. Kalau begini terus bisa gulung tikar para
petani,” akunya.
Ungkapan yang sama
diutarakan Parjo, petani bawang lokal ini mengaku harga bawang lokal sebelum bawang impor
masuk ke daerah mencapai Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kilogram. Namun saat
ini harga di tingkat petani hanya RP 16.000,- “Dengan harga yang cuma 16 ribu,
biaya operasional, pupuk gak bakalan ketutup,” keluhnya.
Dia mengaku, untuk sekali
panen seperti ini dirinya merugi hingga Rp 25.000.000,-.“Padahal dari segi
kualitas tidah kalah, karena cuaca yang cerah dan minimnya hujan,” akunya.(iya)
Post a Comment
Post a Comment