Jalan Ditutup: Saya Sekolah "HARUS" Naik Helikopter
GROBOGAN-
Rencana penutupan perlintasan kereta api tanpa palang di Desa Katong, Kecamatan
Toroh, buntut dari kecelakaan maut yang menewaskan empat orang mendapatkan perlawanan dari warga. Ratusan warga yang
hadir dalam Sosialisasi rencana penutupan perlintasan di balaidesa Katong,
Rabu(5/7) membentangkan belasan poster penolakan.
Ratusan warga dari dua
desa, yakni Desa Katong dan Dimoro, yang terdampak jika dilakukan penutupan
perlintasan kereta ikut datang ke balai desa Katong, tempat berlangsungnya
sosialisasi. Anak-anak sampai orang dewasa ikut dalam aksi ini.
Fanya, siswi SD Negeri
Sedadi 3 yang ikut aksi membawa poster bertuliskan “Saya sekolah naik
helikopter”. Saat ditanya kenapa
mengikuti aksi penolakan, dengan polos ia mengaku sedih jika jalan ditutup ia
tidak bisa sekolah. “Saya harus lewat mana? Kalau ditutup, jalannya sangat
jauh,” tuturnya polos.
Sodri, Ketua BPD Desa
Katong menyampaikan aspirasi warga mengenai penutupan perlintasan kereta api
tanpa palang. Ia mengungkapkan, warga sangat keberatan jika jalan yang
merupakan akses utama perekonomian warga ditutup. Warga yang mayoritas bermata
pencaharian sebagai petani, memiliki lahan sawah di seberang rel. “Jika jalan itu
ditutup, bagaimana petani menjual hasil panennya. Apa harus memutar sejauh 40
kilometer. Selama ini warga sangat bergantung dengan keberadaan pasar Sedadi.
Jika itu ditutup, warga harus lewat mana,” tuturnya.
Ia menambahkan, selain
sebagai jalur perekonomian, jalan tersebut merupakan akses pendidikan dan
kesehatan bagi warga. “Jika mau sekolah, baik dari SD, SMP, MTs, SMA maupun SMK
semua di seberang rel. Bagaimana dengan anak-anak kami,” tambahnya.
Ungkapan yang sama
diutarakan Bambang, Ketua LPMD, pada prinsipnya warga tidak setuju jika
dilakukan penutupan jalan. “Ini tangusan ratusan keluarga. Kalau kecelakaan
kemarin hanya tangisan 4 keluarga. Tolong pikirkan nasib kami,” ungkapnya.
Warga bersedia melakukan
penjagaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan. “Solusinya bagaimana, kami berharap jalan itu tidak
ditutup,” tuturnya.
Direktur Keselamatan
Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, Edy Nursalam yang hadir dalam
sosialisasi mengungkapkan, jika perlintasan yang tanpa ijin harus ditutup.
Karena sangat membahayakan perjalanan kereta api dan pengguna jalan. “Kita
tutup sementara. Namun kita tak bisa semena-mena, kita serap aspirasi
masyarakat. Alasan mereka tidak dibuat-buat. Ini bisa menjadi pertimbangan
nanti dengan pimpinan,” tuturnya.
Ia menambahkan,
pihaknya telah melakukan prosedur, lapor pimpinan, hasilnya pimpinan yang memutuskan.”Ditutup atau diserahkan
kepada masyarakat untuk penjagaannya tergantung pimpinan. Itikad baik dari
masyarakat untuk memberi palang pintu sangat bagus dan jauh lebih aman. Sambil
menunggu proses ijin perlintasan dan pembangunan jalan alternatif yang lebih
baik atau membangun jambatan di sisi kanan,” terangnya.
Di akhir acara, warga bersama tamu undangan patungan suka rela untuk membuat palang perlintasan.(iya)
Lebih bagus di kasih palang pintu. Untuk meminimalisir kecelakaan.... Toh itu juga buwat keselamatan kita bersama..
ReplyDelete