GANJAR PRANOWO:Banjarejo Tak Kalah dengan Sangiran
GABUS-Berbagai penemuan di Desa Banjarejo, Kecamatan
Gabus, Kabupaten Grobogan telah
membelalakkan mata dunia, betapa kayanya situs sejarah di desa yang berbatasan
dengan Kabupaten Blora ini. Penemuan terakhir yakni fosil gajah raksasa jenis
stegedon. Hal inilah yang menggugah orang nomor satu di jawa Tengah untuk melihat
secara langsung temuan itu, dan menginspirasinya untuk mengembangkan wisata arkeologi.
Menurutnya, apa yang telah ditemukan di
Desa Banjarejo tak kalah dengan yang dipunyai Sangiran, Kabupaten Sragen. "Jangan
sampai ini disia-siakan. Ini merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Ini akan menjadi salah satu sumber pengetahuan
yang akan diburu masyarakat luas," jelas Ganjar, Rabu (2/8) saat meninjau
lokasi penggalian fosil gajah purba atau stegodon.
Dengan kekayaan arkelogi yang dimiliki,
ia meyakini, para peneliti akan
berbondong-bondong datang untuk mengungkap misteri kehidupan purba di Desa
Banjarejo.
Ganjar berharap agar pembangunan dan
pengembangan Desa Wisata Arkeologi Banjarejo dilakukan maksimal. "Gunakan
arsitek jangan yang abal-abal, bagus sekalian biar penataan landskap bagus dan
tidak menganggu lahan pertanian," cetusnya.
Ia berharap, warga desa semakin
meningkatkan kesadarannya untuk menyelamatkan benda purba kala. Selama ini
sudah banyak penemuan yang lari keluar, jatuh ke tangan orang tak bertanggung
jawab. “Banyaknya temuan disini, mulai dari gigi hiu, banteng hingga gajah
purba membuat banjarejo layak menjadi tempat penelitian. Sementara waktu
biarlah rumah kades yang dijadikan tempat penyimpanan,” tuturnya.
Bupati Grobogan, Sri Sumarni yang ikut
mendampingi orang nomor satu di Jawa Tengah mengungkapkan, pihaknya membutuhkan
alokasi dana sekitar 8 miliar untuk
pengembangan kawasan wisata arkelogi Desa Banjarejo. "Semua harus
dilakukan secara bertahap,saat ini fokus pada infrastruktur. Nanti selanjutnya
ke sarana dan prasarana," terangnya.
Pemilik lahan penemuan fosil gajah
purba, Rusdi saat mengungkapkan, ia rela tanahnya dijadikan lahan penelitian
untuk kemajuan desanya. "Ini semua untuk perkembangan desa saya. Tanah
saya untuk penelitian tidak masalah, asal ada gantinya," ungkapnya. (iya)
Post a Comment
Post a Comment