Rencana Tindak Darurat Waduk Kedungombo Disosialisasikan
GROBOGAN- Tak mau kecolongan seperti kejadian
Situ Gintung, Tangerang 2009 lalu, Rencana Tindak Darurat (RTD) Waduk
Kedungombo disosialisasikan, Kamis (16/11). Balai Besar Wilayah Sungai Pemali
Juana mengundang enam kabupaten yang mendapatkan aliran air dari waduk tersebut
untuk membahas RTD di Waduk Kedungombo. Hal ini merupakan langkah kesiapsiagaan
dini untuk mengatasi keadaan darurat di Waduk Kedungombo. Demikian diungkapkan
Kepala Dinas PU SDA Taru Jateng Prasetyo Budie Yuwono.
”Bukan untuk menakut-nakuti. Bukan
berarti akan runtuh, hanya mengantisipasi jika runtuh. Ini sebagai langkah siap
siaga dari untuk para warga terdampak. Bagaimana upaya penanganannya hingga
pasca kejadian. Langkah cepat dan tepat untuk meminimalisir resiko yang
terjadi. Menyiapkan tempat pengungsian hingga logistik,” katanya.
Menurutnya, kondisi Kedungombo saat ini
masih aman. Pasalnya waduk tersebut selalu dipersiksa secara rutin, dan tiap
bulannya dilaporkan pada pemerintah. Kondisi bendungan yang dilihat dari
beberapa aspek juga dilaporkan. Sosialisasi RTD itu wajib dilakukan setiap 5
tahun sekali. Tujuannya untuk memberikan pemahaman pada berbagai pihak mengenai
upaya yang harus dilakukan jika bendungan runtuh.”Sejauh ini, sudah ada
kejadian runtuhnya bendungan. Seperti di Situ Gintung Tangerang dan Waduk
Sempor Kebumen,” jelasnya.
Waduk Kedungombo diresmikan Presiden
Soeharto pada tahun 1991. Waduk tersebut memiliki daya tampung sekitar 700 juta
meter kubik. Aliran air dari WKO mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar sawah
di sejumlah kabupaten.Jika bendungan jebol, dengan volume air yang luar biasa
banyak bisa menimbulkan dampak besar. Sedikitnya, ada 429 desa yang terdapat
pada 42 kecamatan di 5 kabupaten yang terjangkau dampak jebolnya bendungan.
”Hal seperti itu harus diantisipasi.
Oleh sebab itu, diperlukan sosialisasi pada banyak pihak. Kita semua pasti
berharap, bendungan ini jangan sampai runtuh,” imbuh Prasetyo.
Kabag TU BBWS Pemali Juana Bambang
Astoto mengatakan sosialisasi ini sebagai langkah kewaspadaan kalau terjadi
kegagalan dalam pengamanan bendungan. PT Dehas sebagai pihak konsultan
bendungan sudah memetakan dampak dan gambaran langkah penanganannya. Sementara
waduk Cacaban Tegal, kapasitasnya kini hanya 49 juta meter kibik.”Bendungan
kita rencanakan dengan usia banguanan 50 tahun. Namun ini tergantung wilayah
hutan di sekitarnya. Jika sedimentasinya tinggi, maka usia bendungan akan
semakin pendek,” jelasnya.
Subiyono, Kepala Dinas PUPR menyambut
baik diadakannya sosialisasi RTD Waduk Kedungombo. Pemkab akan segera
meneruskan sosialisasi tersebut kepada warga Grobogan. "Kami akan segera
menindaklanjuti sosialisasi ini. Ini sebagai salh satu upaya kesiapsiagaaan
dini terhadap bencana," jelasnya.(RE)
Post a Comment
Post a Comment