Pemkab Grobogan Bantu Penderita Hydrocephalus
GROBOGAN, Grobogantoday.com- Usai memperoleh intruksi
dari Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Kepala Dinsos Grobogan, Andung Sutiyoso
langsung menyambangi Siti Aisyah(12), penderita Hydrocephalus dari Dusun
Plosonambangan RT 1 RW 3 Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan. Andung tidak bisa
menyembunyikan perasaan iba setelah mengetahui kondisi kesehatan putri bungsu
dari 5 bersaudara ini.
“Usai mendapatkan perintah
bupati, saya langsung datang ke rumah Siti Aisyah. Kebetulan waktu kesana ia
hanya bersama ibunya, bapaknya lagi bekerja,” ungkap Andung saat ditemui
Grobogantoday.com di ruang kerjanya, Selasa (23/1/2018).
Bantuan sosial tersebut
berasal dari bantuan sosial tak terencana. Hal tersebut menjadi kebijakan
bupati untuk memberikan bantuan sosial bagi warganya yang tidak mampu. “Kita
berikan uang tunai dan sejumlah sembako kepada orang tuanya. Semoga bisa
meringankan beban mereka,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Siti
Kusmiati mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah yang telah
membantunya. “Ini sudah cukup untuk membantu untuk perawatan anak kami. kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih,”
ucapnya.
Sebelumnya, sempat divonis
tak berumur panjang oleh dokter saat berusia 2 tahun , Siti Aisyiah(12),
penderita Hydrocephalus dari Dusun Plosonambangan RT 1 RW 3 Desa Rejosari,
Kecamatan Grobogan saat ini masih tergolek di rumah sederhana milik orang
tuanya. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, putri bungsu dari 5 bersaudara
ini hanya mendapatkan perawatan seadanya dari orang tuanya. “Sak wise
divonis umure wis ora bakal suwe, kula namung saget pasrah kalih Gusti (Setelah
divonis umurnya sudah gak lama lagi, saya hanya bisa pasrah kepada Allah),”
ujar Sukarmin(58), orang tua Siti Aisyah saat ditemui Grobogantoday.com
dirumahnya, Sabtu(20/1/2018).
Sukarmin yang hanya seorang
buruh tani dan pekerja serabutan hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dialami
putrinya tersebut. Ia menjelaskan, pada tahun 2007, saat usia anaknya menginjak
dua tahun ia periksakan ke dokter anak di Purwodadi. Setelah itu dirujuk ke
sebuah rumah sakit di Semarang, namun oleh dokter, anaknya divonis tak akan
memiliki umur panjang. “Kata dokter otaknya sudah cair, tidak bisa diobati
lagi. Umurnya gak bakal lama lagi,” jelasnya.
Sejak saat itu ia bersama
istrinya, Siti Kusmiati(48) memutuskan untuk tidak membawa berobat anaknya,
mereka sudah menyerah. “Saya sudah menyerah. Yang penting kami rawat baik-baik,
semampu kami,” ungkapnya.
Setiap hari Siti Kusmiati
dengan tulus merawat buah hatinya. Memandikan, menyuapi dan menemani hari-hari
putri bungsunya adalah rutinitasnya. Biasanya setiap hari digendongnya anaknya
tersebut keluar rumah untuk mendapatkan udara segar. Namun semakin bertambahnya
umur, anaknya jarang sekali diajak keluar rumah. “Sekarang semakin berat, jadi
jarang saya ajak keluar. Kalau saat mandi, saya masukkan ke dalam ember,”
ungkap Siti Kusmiati.
Siti Kusmiati mengaku, hingga
saat ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik berupa
pengobatan ataupun makanan untuk asupan gizi anaknya. Ia berharap pemerintah
memperhatikan anaknya. “Semoga pemerintah sudi memperhatikan anak saya,”
harapnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment