Tahun 2017, Dua Sampai Tiga Orang Bunuh Diri Per Bulan
GROBOGAN, Grobogantoday.com-
Angka bunuh diri di Kabupaten Grobogan masih cukup tinggi. Sepanjang 2017 saja ,
tercatat ada 33 kasus bunuh diri. Jika dihitung, tiap bulan rata-rata ada dua
sampai tiga kasus bunuh diri yang terjadi. Hal ini membuat keprihatinan beberapa pihak.
Kapolres
Grobogan AKBP Satria Rizkiano menjelaskan, kasus bunuh diri yang terjadi
didominasi lantaran depresi sakit menahun. Kurangnya pemahaman agama dan
perhatian disinyalir membuat korban mengambil keputusan untuk mengakhiri
hidupnya.
”Pengetahuan
agama dan perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan. Penyebab bunuh diri
kebanyakan menanggung beban pikiran karena sakit tak kunjung sembuh. Dengan
bunuh diri, mereka menganggap semua persoalan selesai,” kata Kapolres Grobogan
AKBP Satria Rizkiano, kemarin.
Ada satu kasus bunuh diri yang cukup
memprihatinkan di bulan Februari 2017, seorang warga nekat bunuh diri lantaran
tak sanggup menanggung beban ekonomi. Ngatmin(57), duda yang tinggal sendirian di rumahnya
di Dusun Plosonambangan RT 1 RW 3, Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten
Grobogan sempat meninggalkan pesan di dinding rumah sebelum mengakhiri hidupnya
dengan cara gantung diri, sekitar pukul
10.00 WIB.
Korban
menulis pesan”sing rukun ojo do tukaran. Bapak wes ora kuat nyambut gawe.
Aku wes ora bisa bayar listrik. Yen bayar listrik separo edang. Ambenku malah
parah” . Pesan ini ditulis buat ketiga anaknya, yaitu Rini, Risa dan Ras
agar rukun, tidak bertengkar. Bahwa korban sudah tidak kuat bekerja, tidak bisa
bayar listrik, kalau bayar listrik cuma setengahnya dan mengeluhkan tempat
tidur yang rusak.
Melihat masih
tingginya angka bunuh diri, pihaknya mengajak tokoh masyarakat, kepala desa,
camat hingga seluruh keluarga untuk peduli dan mencegah kejadian tersebut. ”Ini
perlu sinergitas dalam mencegah bunuh diri,” ujar Satria.
Terpisah, Kepala
Kantor Kemenag Grobogan Hambali menyatakan keprihatinannya akn tingginya angka
bunuh diri di Kabupaten Grobogan. Menurutnya, persoalan tersebut butuh
perhatian serius dari banyak pihak. Pihaknya sering menyiarkan ke masyarakat
umum tentang ruginya melakukan bunuh diri. Seruan itu disampaikan melalui
beragam kegiatan yang dilakukan kemenag ke berbagai elemen masyarakat.
”Satu-satunya
jalan untuk menekan angka bunuh diri adalah pembinaan akidah bagi masyarakat.
Jalur yang dilakukan bisa melalui pendidikan agama di sekolah atau madrasah dan
pengajian yang bersifat umum. Ini sangat perlu dilakukan agar seseorang tidak
membuang umurnya dengan sia-sia melalui tindakan bunuh diri,” ujarnya.
Ketua Forum
Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Grobogan Thoha Karim Amrullah mengatakan
menekan angka bunuh diri merupakan tanggungjawab bersama. Bunuh diri tidak
dibenarkan di agama manapun. “Tidak ada agama yang membenarkan bunuh diri. Kami
berupaya membentuk pengurus per kecamatan agar bisa memberikan bimbingan lebih
intensif,” tuturnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment