Wisata Jatipohon Menjadi Primadona Wisatawan
GROBOGAN, Grobogantoday.com - Obyek wisata Jatipohon merupakan obyek wisata yang tak asing bagi
warga Grobogan. Wisata ini terletak di Desa Sumberjatipohon,Kecamatan
Grobogan,Kabupaten Grobogan, sudah ada sejak jaman kemerdekaan. Dulunya dipakai
untuk tempat peristirahatan tamu kehormatan. Namun seiring dengan berjalannya
waktu, Kini obyek wisata ini sudah banyak dikunjungi warga seantero Grobogan,
bahkan dari luar Grobogan.
Untuk menarik kalangan muda, disediakan tempat
baru bagi muda-mudi yang sedang dilanda cinta. Di puncak Jatipohon dibangun
sebuah tugu,yaitu Tugu Cinta (Tugu Jati Katresnan). Para pengunjung yang ingin
mengungkapkan tanda cintanya bisa memasang gembok yang tertulis nama mereka
berdua lalu menguncinya. Selanjutnya mereka berdua akan membuang kunci gembok
tersebut ke lembah agar gembok tak bisa lagi dibuka. Ini sebagai tanda bahwa
cinta mereka sudah terkunci dan tak akan bisa dilepaskan lagi. Gembok cinta
tersebut bisa dibeli di kios-kios sekitar Jatipohon atau membawa dari rumah.
Kalangan ABG biasanya menyukai gembok dengan warna pink untuk dikuncikan di
Tugu Cinta sebagai saksi cinta mereka.
Menurut Kades Sumber
Jatipohon, Eni Endarwati, selain ada Tugu Cinta, di puncak Gunung Lamping juga
disediakan Gardu Pandang agar para pengunjung bisa menikmati pemandangan alam
yang ada, sekaligus bisa mengabadikannya. Dari bukit pandang ini,pengunjung
bisa melihat kota Purwodadi serta hijaunya hamparan sawah dan hutan. “Mengikuti
selera anak muda sekarang. Pengunjung bisa berfoto diatas Gardu Pandang ini”
jelasnya.
Selain
itu, beberapa spot foto disediakan pengelola wisata yang terletak di Pegunungan
Kendeng Utara ini. Para pengunjung bisa berswafoto sesuka hati mereka. “Beberapa
spot foto kita sediakan. Minimal sebulan sekali selalu bikin spot foto baru.
Ada juga kolam renang dengan sumber mata air asli,” tambah Eni.
Selain menawarkan pemandangan di siang hari,
obyek wisata Jati Pohon Indah (JPI) di pegunungan utara Kabupaten Grobogan ini
menawarkan keindahan dan ketenangan yang tidak mungkin anda temui di
tempat wisata lain di kabupaten Grobogan. Suasana perbukitan yang
pemandangannya menakjubkan, jauh dari kebisingan dan hingar-bingar perkotaan.
Nama obyek wisata yang yang lebih dikenal dengan sebutan JPI ini juga
menawarkan suasana camping malam yang penuh sensasi. Dengan camping di sini
anda bisa menikmati pemandangan kota purwodadi yang sangat indah. Mulai sejak
sunset di petang hari dan malamnya dari atas bukit ini anda bisa melihat
suasana kelap-kelip indahnya lampu di seantero kota purwodadi. ”Sunset dan
sunrise menjadi buruan para penikmat keindahan,” pungkas Eni.
Jika anda camping di bukit cinta
Jatipohon,maka anda akan menikmati cahaya “bintang” yang bertaburan di
bumi. “Pokoknya keren banget, dari sini bisa melihat kerlap-kerlip lampu
dibawah sana, kota Purwodadi kelihatan dari sini” ungkap Puput, salah satu
peserta camping Komunitas Wisata Grobogan. Hanya dengan membayar tiket
masuk 5 ribu per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan alam dari
perbukitan Jatipohon.
Dwi Arofa, salah
seorang peserta camp Wisata Grobogan menceritakan keasyikannya ngecamp di
puncak Lamping, Jatipohon. “Pokoknya keren, sorenya bisa melihat sunset dan
paginya bisa menikmati sunrise”, akunya.
Menurut Beny, salah satu pengelola wisata JPI,
wisata bernuansa keindahan alam di Jatipohon sudah ada sejak tahun 1931. Hanya
dengan membayar tiket masuk 5 ribu per orang, pengunjung bisa menikmati
keindahan alam dari perbukitan Jatipohon. Sejak dulu Jatipohon menjadi tempat
peristirahatan para tamu pejabat kabupaten Grobogan karena Jatipohon dikenal
dengan pemandangannya yang indah. “Dari dulu disini tempat singgah tamu
kabupaten ataupun bupati” jelasnya.
Ketua komunitas Wisata
Grobogan, Pujiyanto yang disela-sela camping menjelaskan, bahwa komunitasnya
secara aktif mempromosikan Jatipohon agar lebih banyak dikenal sampai luar
daerah. “ Jarang yang ngecamp disini, makanya kami mengajak pihak desa untuk
mengembangkan wisata camping,” jelasnya.
Dia berpesan agar masyarakat di desa wisata
bisa memahami dan menerapkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Selain itu
partisipasi pemuda Karang Taruna, dan adik-adik pelajar yang sudah ditanamkan
sadar wisata sejak dini juga menjadi modal keberhasilan dalam membangun desa
wisata. “Pelakunya adalah adik-adik pelajar dan Karang Taruna, itu nanti yang
akan mengembangkan keberlanjutan desa wisata ini,” paparnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment