Kue Keranjang Asal Wirosari Ini Diminati Berbagai Kalangan
WIROSARI,Grobogantoday.com – Kue keranjang merupakan salah satu
makanan khas perayaan imlek. Walaupun begitu, makanan ini tak hanya digemari
oleh kalangan tionghoa saja. Namun, peminat kue keranjang buatan
warga Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini berasal dari berbagai kalangan. Aneka macam
rasa yang ditawarkan, membuat kue keranjang tersebut bisa
dinikmati semua kalangan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang tahun baru imlek, Kristin
selalu memproduksi kue keranjang. Tetangga dan kerabat dilibatkan
untuk memproduksi kue keranjang, yang jumlahnya mencapai lima ton. Dari
tahun ke tahun produksi yang dihasilkan selalu meningkat. Harganya pun
cenderung mengalami kenaikan, seiring dengan naiknya harga bahan baku,
tepung ketan dan gula pasir. “Tahun lalu harga jualnya 38 ribu per kilo, tahun
ini naik menjadi Rp 44 ribu,” jelasnya.
Meski harganya naik, namun peminatnya cenderung naik. Tidak ada resep
khusus untuk mendongkrak penjualan, Kristin hanya mempertahankan kualitas dan
sedikit berinovasi untuk menambah varian rasa. “Tahun ini, rasa yang ditawarkan
ada enam, yakni coklat, vanilla, frambozen, pandan, gula aren dan durian.
“Untuk menjaga kualitas, saya tidak asal-asalan dalam memberikan perasa. Saya
menggunakan bahan alami untuk menambahkan perasa dalam kue keranjang buatannya.
Tepung ketan dan gula pasir yang saya gunakan untuk bahan baku juga tidak boleh
asal-asalan, harus benar-benar bahan baku yang berkualitas,” tuturnya.
Kristin menambahkan, dirinya tidak mau menambahkan tepung terigu untuk
memangkas biaya produksi. Baginya, tepung terigu hanya akan membuat kue keranjang menjadi
keras, sehingga tidak nikmat disantap. “ Kita sudah mulai berproduksi sejak
tahun 1962. Karena bisa mempertahankan kualitas, setiap tahun saya selalu
banjir pesanan dari berbagai kota di indonesia,” jelasnya.
Peminat kue keranjang yang diberi label "toko ijo"
tersebut tidak hanya dari kalangan tionghoa. Berbagai kalangan diluar tionghoa
banyak yang pesan, bahkan datang langsung ke rumah Kristin di kecamatan
Wirosari untuk membeli secara langsung sembari mencicipi kue keranjang yang
masih hangat. Kue keranjang bisa disajikan dengan cara
diiris-iris dicampur dengan parutan kelapa, bisa juga digoreng dengan telur.
Zulkifli, salah satu pelanggan kue keranjang buatan cahyati
bisa bertahan 12 bulan jika disimpan di lemari pendingin. “Kalau lewat Wirosri
pasrti saya mampir untuk pembeli,” jelas pria asal Kudus ini.(RE)
Post a Comment
Post a Comment