Penyaluran PKH Bermasalah, Pendamping PKH Datangi Kantor BRI Purwodadi
PURWODADI,Grobogantoday.com- Bantuan Sosial PKH non tunai
yang dianggap efektif mengentaskan kemiskinan malah menimbulkan berbagai masalah.
Tak hanya berimbas kepada KPM(Keluarga Penerima Manfaat), pendamping pun terkena imbas. Demikian diungkapkan Koordinator
PKH Kabupaten Grobogan, Abdullah Zaini dihadapan perwakilan BRI di ruang rapat BRI Cabang Purwodadi, Senin(12/3/
2018).
“Dulu
saat disalurkan melalui kantor pos lancar, tetapi sekarang kok malah bermasalah.
Setiap hari kita didatangi penerima PKH. Mereka
tidak percaya kenapa PKH tidak sampai di tangan mereka. Seolah pendamping dianggap melarikan uang. Bahkan mereka datang langsung
ke dinsos menanyakan bansos PKH. Di tahun 2017,
dari 39.416 KPM(Keluarga Penerima Manfaat), sebanyak 1.030 KPM belum
menerima,” ungkapnya.
Abdullah
Zaini menuturkan, saat ini hubungan pendamping dengan BRI selaku penyalur terlihat terputus, pada hal
BRI telah membentuk bansos. “Kendalanya seperti apa sebaiknya kita bahas
bersama. Masalah bisa karena intern BRI,” ucapnya.
Sutrisno, pendamping Kecamatan Gabus
menjelaskan berbagai permasalahan yang ia hadapi di lapangan. Adanya kartu tertukar sampai
saat ini belum ada penyelesaian. KPM
yang meninggal, boro, namun masih aktif belum juga belum jelas. Ia juga menemukan saldo KPM minus dan rekening yang
terblokir. “Sekarang yang ngetren saldo minus. Kita sudah rekap, sudah membuat berita acara. Kita sampaikan unit BRI, namun dari unit menjawab bukan
wewenang unit,”
ucapnya.
Muhamad Nashih ,
pendamping
dari Kecamatan Brati mengatakan, PKH
yang bertujuan mengentaskan kemiskinan seharusnya dipermudah, justru
malah menyulitkan warga miskin. Aturan
KPM meninggal bisa disalurkan kepada ahli waris, namun
kenyataannya gak bisa. “Tujuannya ingin efektif namun terbalik. Warga di Pagergunung misalnya, saat mau mengecek ke kecematan harus bayar ojek Rp 20 ribu sekali berangkat. Sampai disana belum tentu cair, ini kan memberatkan warga miskin,” tuturnya.
Sugeng Riyadi,
Manager Bisnis Usaha Micro menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan keluhan yang disampaikan para
pendamping bansos PKH ke pusat. Ia meminta seluruh masalah di lapangan disampaikan
semua, agar bisa segera diselesaikan. “Kewenangan kita terbatas. Hanya sebatas
mencetak rekening dan kartu serta menyerahkannya kepada KPH. Adanya saldo yang hilang,silakan didata. Kami akan mencoba mengkomunikasikan dengan pusat. Kita juga belum mendapatkan kartu pengganti,” ungkapnya.
Sugeng
menambahkan, analisa sementara, KPH yang
terblokir akibat kelebihan saldo dalam rekening penerima
KPH. “ Silakan didata KPH yang terblokir. Begitu juga yang saldonya hilang,
akan kami komunikasikan dengan pusat,” katanya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment