Ruang Kelas Nyaris Roboh, Kelas 5 dan 6 Harus Belajar Satu Ruangan
PURWODADI, Grobogantoday.com- Siswa kelas 6 yang seharusnya berkonsentrasi
mempersiapkan ujian nasional, harus belajar satu ruangan dengan kelas 5.
Berdesak-desakan dan harus berbagi
konsentrasi dengan dua aktifitas belajar mengajar dialami para siswa setiap
harinnya. Hal ini disebabkan salah satu ruang kelas rusak parah dan sudah tidak
bisa ditempati lagi. Tentu saja ini sangat merugikan siswa Sekolah Dasar Negeri 4 Nambuhan, Kecamatan
Purwodadi. “Kebijakan ini dipilih karena jumlah siswa kelas 5 dan 6 jumlahnya
sedikit. Kelas 5 berjumlah 13 siswa, sedangkan kelas 6 berjumlah 10 siswa.
Sebelumnya kelas 1 dan 2 yang belajar bergantian,” jelas Kusno, guru kelas saat
ditemui Grobogantoday.com.
Guru tidak bisa
berbuat banyak dengan kondisi tersebut. Siswa kelas 6 sempat ditempatkan di
bekas ruang guru yang kondisinya juga mengenaskan, hampir roboh. Namun karena
kondisi keamanan, siswa kelas 6 kembali ditempatkan satu ruangan dengan kelas
5. “Beberapa hari sempat kita tempatkan di bekas ruang guru. Namun karena
kondisi ruangan juga hampir roboh, maka kami pindahkan lagi. Belajar dalam
ruangan yang hampir roboh kan tidak nyaman,” ujar Kusno, guru kelas 6, Kamis(22/3/2018).
Menurutnya, rusaknya gedung sekolah ini sudah berlangsung
cukup lama. Namun pihak sekolah mulai mengosongkan kelas tersebut sejak 4 tahun
yang lalu. “Anak-anak mulai tidak menempati ruangan kelas tersebut sejak 4
tahun yang lalu. Kami tidak mau anak-anak menjadi korban jika sekolah
sewaktu-waktu roboh,” tuturnya.
Kondisi gedung sekolah memang sudah tidak bisa digunakan.
Dari pantauan Grobogantoday.com, gedung sekolah bisa sewaktu-waktu roboh karena
bangunan sudah tua dan keropos di hampir 90 persen bagian bangunan. Mulai dari
tiang penyangga yang lapuk dan keropos, dinding berlubang dimana-mana, plafon
yang sudah berlubang, lantai yang sudah mengelupas dan genting yang sudah tidak
genap lagi. “Daripada membahayakan siswa, maka ruang kelas tidak kami gunakan
lagi. Siswa juga kita larang melintas di gedung ini, kita beri pembatas,”
tutur Kusno.
Upaya pihak sekolah agar ruang kelas bisa
dipergunakan sudah dilakukan. Mulai dari memberi tiang penyangga tambahan,
menutup lubang dengan kayu seadanya hingga menyulam genting yang berjatuhan.
“Kami sudah berupaya mengusulkannya. Namun tahun ini juga belum ada realisasinya,”
jelasnya.
Tak hanya satu ruang kelas yang saat ini tidak bisa
ditempati, satu ruangan guru juga tidak bisa ditempati sejak tiga tahun lalu. Saat
ini ruang guru menempati ruang perpustakaan. “Sebenarnya kita berusaha terus
menempatinya. Namun sejak kerusakan makin parah dan sangat membahayakan,
kantor yang digunakan sebagai ruangan guru kita kosongkan juga,” terangnya.
Ia berharap pembangunan gedung sekolah SD Negeri 4 Nambuhan
segera terealisasi, sehingga proses belajar mengajar di sekolahnya bisa
berjalan lancar. “Semoga secepatnya bisa dibangun,” harapnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment