Derita Warga Pinggiran Grobogan, Jalan Rusak Hingga Sinyal Jaringan
PULOKULON,Grobogantoday.com- Masih banyak daerah pinggiran di Kabupaten Grobogan yang masih belum
tersentuh pembangunan. Seperti Desa Randurejo
Kecamatan Pulokulon yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen di sisi
Selatan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah ini.
Dari pantauan Grobogantoday.com, jalan
di desa tersebut masih rusak parah. Hanya sedikit jalan kabupaten di daerah
tersebut yang sudah dirabat beton. Sebagian masih berupa batu padas yang
diratakan di atas permukaan tanah. Dari Kota Purwodadi, untuk mencapai
Desa Randurejo Kecamatan Pulokulon, membutuhkan
sekitar 2 jam perjalanan. Jalan terjal berbatu yang cukup panjang seakan tiada
ujungnya.
Kepala Desa Randurejo Daniel Martiknyo,
kepada Grobogantoday.com, mengatakan jalan kabupaten di wilayahnya baru
dilakukan sekitar 10 sampai 15 persen dari total panjang 12 kilometer.
Sementara pembangunan jalan desa baru sekitar 50 persen. “Pendapatan Asli Desa
(PAD) kami sangat minim. Dengan karakter daerah berbukit dan didominasi
hutan yang memiliki luas wilayah sekitar
2400 hektare, kami baru bisa melakukan cor di jalan desa sekitar 50 persen
saja,’’ katanya.
Pihaknya mengakui cukup terbantu dengan
adanya alokasi dana desa dari APBN. Hanya saja, bila mengandalkan dana itu saja
tak cukup untuk memaksimalkan pembangunan infrastruktur di wilayahnya. Dirinya
pun membandingkan dengan Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
Pembangunan di desa tetangga itu cukup cepat. Apalagi, disana terbantu dengan
PAD dan Dana Desa yang mencukupi. Luas wilayah di desa tersebut juga tak
sebesar desanya. “Pembangunan di Desa Sigit lebih cepat, karena luas wilayahnya
lebih kecil dari desa kami. Kami hanya bisa mengandalkan dana desa dengan
swadaya masyarakat saja. Di luar itu, kami hanya bisa berharap pada
pemerintah,’’ jelasnya.
Menurutnya, jalan kabupaten menuju desanya
mendapatkan kucuran dana. “Kami sudah
melaporkan pada pemerintah. Rencananya, tahun ini ada pembetonan jalan dengan
anggaran Rp 13 miliar untuk jalan Panunggalan-Randurejo. Semoga hal itu segera
terwujud mengingat pentingnya akses bagi warga,’’ ujar Daniel.
Jalan yang mulus merupakan dambaan
masyarakat Desa Randurejo. Tak hanya itu, sinyal jaringan telekomunikasi yang
buruk menjadi santapan mereka di tengah berkembangnya kemajuan teknologi. Maka tak
heran, kaum muda lebih memilih untuk mengadu nasib ke luar kota. “Terasa dianak
tirikan saja. Sekolah maupun belanja, kami lebih memilih ke kabupaten tetangga,”
ujar Suparno (50) warga Desa Randurejo. (RE)
Post a Comment
Post a Comment