Banjarejo, Referensi Tujuan Liburan Lebaran Jika ke Grobogan
GROBOGAN, Grobogantoday.com - Desa yang terkenal dengan legenda Ajisaka dan Dewata Cengkar ini mulai moncer sejak ditemukannya fosil kepala kerbau purba di tahun 2016. Setelah itu, berbagai penemuan silih berganti menghiasi pemberitaan di berbagai media. Setidaknya ada empat era peradaban yang muncul di wilayah Desa Banjarejo Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan berdasarkan dari benda-benda yang sudah sempat ditemukan warga.
Yakni, era purba yang dibuktikan dengan adanya penemuan fosil hewan purba. Salah satunya, kepala kerbau berukuran besar yang diperkirakan berusia 5.000 tahun.Kemudian, perdaban kuno era megalitikum juga terdapat di Situs Medang. Hal ini ditandai dengan penemuan peralatan dari batu, seperti lesung, pipisan, gandik, dan yoni. Peradaban pada era Hindu-Budha juga diperkirakan sempat ada di situ. Indikasinya, adanya penemuan peti mati dari kayu, uang kepeng Cina, aneka perhiasan emas, dan guci dari keramik. Satu era lagi diperkirakan juga ada di Banjarejo. Yakni, akhir era Hindu-Budha dan awal masuknya Islam. Salah satu indikasinya adalah penemuan bangunan kuno yang tertata dari batu bata. Dimana, ada penggunaan spesi dari tanah liat sebagai bahan perekat batu bata merupakan salah satu ciri bangunanpada era awal masuknya Islam.
Untuk bisa melihat ratusan penemuan tersebut, pengunjung bisa melihatnya di rumah fosil Banjarejo, yang tak lain rumah milik Kepala Desa setempat. Tak hanya fosil kepala kerbau raksasa, gading gajah purba, namun semuanya tersimpan disini. Semuanya tertata rapi di rak yang diletakkan di ruang depan. Satu buah layar LED disediakan untuk memutar dokumentasi penemuan fosil dan barang-barang lainnya. Pengelola tidak mematok tiket, pengelola hanya menyediakan sebuah kotak partisipasi yang bisa diisi seikhlasnya oleh pengunjung.
Tak hanya rumah fosil, untuk pengunjung yang hobi berswafoto, bisa datang ke kantor desa yang letaknya tak begitu jauh dari rumah fosil. Disini pengunjung bisa berfoto dan mengabadikannya ke media sosial. Pada liburan lebaran , pengelola hanya mewajibkan pengunjung untuk membayar tiket masuk sebesar Rp 3 ribu saja.
Untuk tamu-tamu tertentu yang datang ke rumah fosil, pengelola menyambutnya dengan klotekan lesung. Ibu-ibu paruh baya membawakan lagu-lagu jawa dengan diiringi musik tradisional ini.
Penasaran dengan semua penemuan di Desa Banjarejo? Silakan ajak keluarga, saudara dan temanmu kesini.
Post a Comment
Post a Comment