Api Abadi Mrapen Terkenal, Namun Sepi Pengunjung
GODONG, Grobogantoday.com - Berbagai even olah raga baik berskala nasional maupun Internasional pernah mengambil api dari Api abadi Mrapen sebagai sumber obornya.
Hal inilah yang membuat namanya semakin dikenal
seantero negeri. Even yang pertama kali
mengambil api yakni pesta olahraga
internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963. Namun begitu, obyek wisata yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan ini selalu sepi pengunjung.
“Itu merupakan gagasan
presiden pertama Indonesia, Bapak Soekarno. Beliau mengusulkan Mrapen menjadi tempat pengambilan api untuk
menyalakan api obor Ganefo. Tugu peringatannya juga masih tegak berdiri di
dekat api abadi mrapen,” jelas Gunadi, Juru kunci Mrapen Abadi saat ditemui
Grobogantoday.com di kediamannya, Sabtu(5/7).
Selain untuk acara Ganefo
, api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga
Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS. Api
abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak. “Asian
paragames juga mengambil dari sini,” jelasnya.
Walaupun sering digunakan
untuk acara-acara besar, namun wisata api abadi mrapen sepi pengunjung. Menurut
Gunadi, hal tersebut disebabkan banyaknya wisata yang memiliki fasilitas yang
lebih lengkap dan menarik untuk dikunjungi. “Dulu waktu lebaran dan liburan
banyak dikunjungi pengunjung. Tetapi munculnya banyak wisata membuat tempat ini
menjadi sepi. Mrapen lebih sering digunakan untuk wisata religi,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan
Grobogantoday.com, sebenarnya fasilitas yang dimiliki wisata Api Abadi Mrapen
terhitung lengkap. Mulai dari toilet, tempat parkir, mushola, pusat oleh-oleh
sudah tersedia. Namun gedung yang digadang-gadang akan dijadikan museum
olahraga, sampai saat ini masih terlihat kosong. Pengunjung yang datang hanya
disuguhi api abadi mrapen, sendang dudo dan watu bobot. Tentu saja hal ini
kurang menarik minat pengunjung. “Kalau saja gedung itu benar-benar dijadikan
museum, pasti akan lebih ramai lagi,” ujar Siti Syamsiah, salah satu pengunjung
dari Purwodadi. (RE)
Post a Comment
Post a Comment