Angka Perceraian di Grobogan Nomor Dua Se-Jawa Tengah
KARANGRAYUNG,Grobogantoday.com- Pembangunan itu sangat penting. Tetapi jika
pembangunan tidak dibarengi dengan pengendalian pertumbuhan penduduk, itu sama
saja sia-sia. Hasil pembangunan tidak ada artinya jika program kependudukan
tidak dijalankan. Demikian diungkapkan Nerius Auparai, Direktur Bina Kesertaan
KB Jalur Wilayah Sasaran Khusus BKKBN RI dalam Promosi pelayanan KB dan KR
berkualitas dalam JKN di balaidesa Sendangharjo, Kecamatan karangrayung,
Grobogan, Jumat(5/10).
" Jika KB tak
sukses maka pembangunan tidak akan berjalan lancar. Garda terdepan program KB
adalah ibu-ibu PKK di kampung, RT dan RW. Secara struktural mereka adalah
penggerak utama. Kami yang ada di atas tidak akan tahu siapa yang berKb siapa
yang tidak. Ibu-ibu PKK adalah andalan program ini,” katanya.
Ia menjelaskan, tak
hanya memiliki dua anak saja, tetapi perlu pelayanan KB yang berkualitas. Disamping
itu juga harus periksa kesehatan reproduksi. “Sampaikan program ini ke tetangga
terdekat anda. Jika datang ke dokter atau bidan konsultasi dulu, jangan asal
ikut KB saja . Saat ini ibu ikut KB
suntik, badan tambah lebar. Maka harus
konsultasi dulu, yang cocok mana," ungkap Nerius Auparai.
Kasi Pemberdayaan
Keluarga Sejahtera DP3AKB Kabupaten Grobogan, Sri Murahati menjelaskan bahwa angka
kelahiran di Indonesia cukup tinggi, satu menit ada 7 sampai 10 kelahiran. “Bayangkan jika satu
jam, satu hari, satu bulan. Dalam jangka waktu satu tahun mencapai 5 juta kelahiran. Jadi di Indonesia,
dalam satu tahun bertambah seperti
jumlah penduduk negara Singapura,” ujarnya.
Sri Murahati juga
mengingatkan, jika pasangan suami istri sudah memiliki dua anak, hendaknya memakai MKJP(Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).”Salah
satunya yakni MOP (Medis Operasi Pria) atau vasektomi. Saat ini sudah ada 47
orang yang telah melakukannya di Kabupaten Grobogan. MOP tidak berbahaya, hanya
memotong saluran yang dilalui sperma saja,” katanya.
Tingginya AKI antara
lain dipicu oleh 4 kondisi kehamilan yang tidak ideal yang disebut '4 terlalu' yakni,
kehamilan terlalu muda (kurang dari 18 tahun), usia yang terlalu tua untuk
hamil (di atas 35 tahun),jarak kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) dan
kehamilan terlalu banyak (lebih dari 3 anak).“Saat ini Grobogan berada di peringkat dua se-Jawa Tengah dalam angka perceraiannya. Untuk mencegah 4 kondisi tidak
ideal itu dibutuhkan pengaturan kehamilan melalui alat kontrasepsi. Tujuannya
dibagi menjadi 3 yakni tujuan yakni untuk menunda, menjarangkan dan membatasi
kehamilan,”jelasnya.
Sri menambahkan, pernikahan dini yang tinggi di Kabupaten Grobogan juga berimbas dengan tingginya perceraian. "Saat ini, Kabupaten Grobogan berada di peringkat dua se-Jawa Tengah dalam angka perceraiannya," paparnya. (pj)
Post a Comment
Post a Comment