Tahun 2018, Tiga Hari Sekali Satu Rumah di Grobogan Terbakar
PURWODADI,Grobogantoday.com- Tahun
2018 angka kebakaran di Kabupaten
Grobogan meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Setiap tiga hari sekali,
satu rumah di Kabupaten Grobogan terbakar. Bahkan, per dua pekan tiga rumah
beserta perabot rumah tangga ludes dilalap sijago merah.
Dari data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Grobogan, tidak saja terjadi pada musim kemarau. Namun, pada musim
penghujan kasus kebakaran rumah juga bias menimpa warga yang mayoritas
berprofesi sebagai petani dan peternak tersebut.Kepala BPBD Kabupaten Grobogan mencatatkan, Endang Sulistiyoningsih,
Kamis (24/1) menjelaskan, kasus kebakaran dalam setiap bulan lebih dari 12
kasus. “Bulan Januari tercatat menjadi bulan terendah kasus kebakaran. Ada 1
kasus kebekaran dengan kerugian Rp 5 juta,” katanya.
Di bulan selanjutnya, jumlah kebakaran terus meningkat.
Dimana, pada Bulan Februari, terjadi kasus kebakaran mencapai tiga kasus, Maret
4 kasus. “Bulan Maret, kasus kebakaran naik dua kali lipat yakni terjadi 10
kasus kebakaran dengan kerugian masing-masing Rp 60 juta dan Rp 73 juta,”
katanya menguraikan kasus kebakaran triwulan pertama tahun 2018.
Memasuki semester pertama tahun 2018, angka kebakaran terus
meningkat. Dimana, pada Bulan April dan Mei, terjadi 10 dan 18 kasus kebakaran.
Dalam dua bulan terakhir, jumlah kerugian meningkat tajam yakni masing-masing
Rp 536 juta dan Rp 940 juta.
“Bulan Juli, kasus yang sama memunculkan kerugian jauh lebih
tinggi yakni Rp 1,449 miliar dari 18 kebakaran yang terjadi. Selama satu tahun,
jumlah kebakaran mencapai 148 kasus atau setara pertiga hari terjadi satu kasus
kebekaran dengan total kerugian mencapai Rp 11.687.000.000,” tambahnya.
Dari data di BPBD, kasus kebakaran di tahun 2018 naik signifikan
dari tahun sebelumnya yang mencapai 89 kasus kebakaran. “Jumlah kebakaran tahun
2018 naik signifikan di banding 2017. Penyebab terbanyak karena konsleting
listrik, bediang, puntung rokok, kompor gas dan tunggu dapur. Bediang, menimpa
warga yang memelihara ternak dan memanfaatkan asap jerami untuk menghilangkan
nyamuk dan lalat pada hewan. Namun, karena ditinggal maka api menjalar membakar
kandang bahkan ada yang merambat pada rumah,” tambahnya.
Atas insiden itu, Kalakhar BPBD Grobogan, menghimbau warga untuk
lebih hati-hati saat menggunakan kompor gas ataupun peralatan yang menimbulkan
kobaran api. “Khususnya dalam pemakaian kabel listrik, kami menghimbau jangan
sembarangan. Gunakan sesuai saran dari PLN dalam penggunaan kabel,” tambahnya.
Tingginya kasus kebakaran, mengundang keprihatinan Ketua DPRD
Kabupaten Grobogan, Agus Siswanto. Kasus kebakaran, perlu mendapat perhatian
lebih dari pemerintah Kabupaten. Diharapkan, pemberian edukasi dilakukan
sehingga mampu meminimalisasi potensi kebakaran. “Edukasi oleh dinas terkait
diperlukan. Pengertian resiko bencana bisa diberikan dengan mengiatkan kelompok
masyarakat dan membentuk relawan bencana hingga ke desa,” ungkapnya.
Perihal bediang atau api yang dimanfaatkan untuk mengusir
nyamuk yang akan menyerang hewan, Agus mengharapkan keberadaan kandang dibangun
terpisah dengan rumah. “Sehingga ketika terjadi bencana kebakaran, kemungkinan
kerugian lebih besar bisa diminimalisasi,” tambahnya.
Pihaknya menghimbau kepada
masyarakat untuk berhati-hati terhadap barang yang bisa menyebabkan
kebakaran, terutama pada saat rumah di tinggal bepergian. “ Harus dicek dulu sebelum meninggalkan rumah,” pungkasnya. (RE)
Post a Comment
Post a Comment