Festival Jerami Kembali Digelar di Banjarejo, Letto Akan Hadir
GROBOGAN,Grobogantoday.com- Selain untuk memperingati ulang tahun Desa Wisata Banjarejo ke-3, Festival Jerami Banjarejo memiliki visi untuk menguatkan Kabupaten Grobogan sebagai daerah penyangga pangan nasional. Demikian diungkapkan Ahmad Taufik, Kades Banjarejo kepada Grobogantoday.com, Minggu(22/9/2019).
“Ketersediaan jerami (batang padi) yang kerap dianggap limbah produksi pertanian kini diangkat ke level lanjut sehingga bermanfaat dan berdaya guna. Berangkat dari visi itu, salah satu langkah yang akan kami laksanakan adalah menggelar Festival Jerami Banjarejo 2019 ini. Selain itu juga bertepatan dengan hari jadi Desa wisata Banjarejo ke-3,” ungkapnya.
Menurut Kades Banjarejo, Ahmad Taufik, sesuai namanya, festival ini akan menggunakan bahan jerami hasil panen padi petani sebagai bahan utamanya. “Kita lihat, selama ini jerami hasil panen dibiarkan menggunung atau dibakar, paling-paling juga untuk makanan ternak. Namun melalui festival jerami, kita sulap menjadi karya seni yang bisa dinikmati, ,” ujarnya.
Taufik menjelaskan, festival jerami ini akan berlangsung selama 12 hari, yakni mulai 25 September hingga 6 Oktober mendatang. Selain diikuti oleh 7 dusun di desanya, peserta festival juga berasal dari beberapa desa di Kabupaten Grobogan dan beberapa instansi pemerintahan.
“Setiap dusun wajib mengirimkan patung jerami dengan tema serangga. Namun mereka juga membuat patung jerami dalam bentuk yang lain. Dinas yang sudah ikut yakni Dinas Pendidikan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Bagian Perekonomian, K3S Kecamatan Gabus. Untuk desa, ada Dsa Tunggulrejo, Kradenan dan Tuko. Semoga bisa memacu kreatifitas generasi muda,” terangnya.
Taufik menambahkan, untuk mengangkat tokoh desa, pihaknya membuat patung jerami Rondo Cangkek dan Joko Linglung setinggi 6 meter. Sedangkan untuk memeriahkan acara, pihaknya merangkul beberapa komunitas seni di Kabupaten Grobogan. Mulai dari seni tari, batik karnival, reog dan barong, sulap dan keroncong. Selain itu ada beberapa artis yang didatangkan. “Ada Abah Lala, Tri Suaka, Tami Aulia dan Letto. Tak ketinggalan, ada arena permainan juga. Fosil dan artefak yang kita miliki juga kita pamerkan,” ujarnya.
Taufik berharap, even tahunan ini mampu menjadi daya tarik untuk wisatawan, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain itu bisa memberikan ruang kepada generasi muda untuk menuangkan ide kreatifnya dalam sebuah karya. “Bagaimana caranya kita bisa mengundang wisatawan baik lokal maupun dari luar Grobogan. Karena terkenal sebagai daerah berbasis pertanian, dilaksanakannya Festival Jerami ini merupakan langkah yang sangat tepat. Selain memanfaatkan limbah jerami juga menjadi destinasi wisata baru ,” ujarnya. (PJ)
“Ketersediaan jerami (batang padi) yang kerap dianggap limbah produksi pertanian kini diangkat ke level lanjut sehingga bermanfaat dan berdaya guna. Berangkat dari visi itu, salah satu langkah yang akan kami laksanakan adalah menggelar Festival Jerami Banjarejo 2019 ini. Selain itu juga bertepatan dengan hari jadi Desa wisata Banjarejo ke-3,” ungkapnya.
Menurut Kades Banjarejo, Ahmad Taufik, sesuai namanya, festival ini akan menggunakan bahan jerami hasil panen padi petani sebagai bahan utamanya. “Kita lihat, selama ini jerami hasil panen dibiarkan menggunung atau dibakar, paling-paling juga untuk makanan ternak. Namun melalui festival jerami, kita sulap menjadi karya seni yang bisa dinikmati, ,” ujarnya.
Taufik menjelaskan, festival jerami ini akan berlangsung selama 12 hari, yakni mulai 25 September hingga 6 Oktober mendatang. Selain diikuti oleh 7 dusun di desanya, peserta festival juga berasal dari beberapa desa di Kabupaten Grobogan dan beberapa instansi pemerintahan.
“Setiap dusun wajib mengirimkan patung jerami dengan tema serangga. Namun mereka juga membuat patung jerami dalam bentuk yang lain. Dinas yang sudah ikut yakni Dinas Pendidikan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Bagian Perekonomian, K3S Kecamatan Gabus. Untuk desa, ada Dsa Tunggulrejo, Kradenan dan Tuko. Semoga bisa memacu kreatifitas generasi muda,” terangnya.
Taufik menambahkan, untuk mengangkat tokoh desa, pihaknya membuat patung jerami Rondo Cangkek dan Joko Linglung setinggi 6 meter. Sedangkan untuk memeriahkan acara, pihaknya merangkul beberapa komunitas seni di Kabupaten Grobogan. Mulai dari seni tari, batik karnival, reog dan barong, sulap dan keroncong. Selain itu ada beberapa artis yang didatangkan. “Ada Abah Lala, Tri Suaka, Tami Aulia dan Letto. Tak ketinggalan, ada arena permainan juga. Fosil dan artefak yang kita miliki juga kita pamerkan,” ujarnya.
Taufik berharap, even tahunan ini mampu menjadi daya tarik untuk wisatawan, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain itu bisa memberikan ruang kepada generasi muda untuk menuangkan ide kreatifnya dalam sebuah karya. “Bagaimana caranya kita bisa mengundang wisatawan baik lokal maupun dari luar Grobogan. Karena terkenal sebagai daerah berbasis pertanian, dilaksanakannya Festival Jerami ini merupakan langkah yang sangat tepat. Selain memanfaatkan limbah jerami juga menjadi destinasi wisata baru ,” ujarnya. (PJ)
Post a Comment
Post a Comment