Aliansi Mahasiswa Grobogan Tolak Ceramah Provokatif
"Prinsipnya, masyarakat Grobogan menginginkan kedamaian dan kondusifitas tanpa ada kegaduhan. Ceramah yang menggunakan kata-kata kotor dan bernada provokatif dapat menimbulkan perpecahan pada masyarakat," kata Ajeng Yulia Wulan Sari, salah satu peserta aksi.
Menurut koordinator aksi, Ari Khoirul Humam, masyarakat Kabupaten Grobogan lebih mengedepankan sikap toleran, rukun, dan harmonis dengan segala keberagaman yang ada. Masyarakat menginginkan sosok yang sejuk dan mampu merangkul semua elemen masyarakat, bukan memecah belah persatuan.
"Aksi ini kita lakukan untuk mendukung pemerintah dalam menjaga persatuan dan kesatuan serta menghentikan penyebaran Covid-19 di negeri ini. Tentunya kita menolak ceramah – ceramah menggunakan nada kasar dan provokatif yang berpotensi menimbulkan perpecahan pada masyarakat. Hal ini terjadi paska kepulangan HRS yang juga mengabaikan protokol kesehatan," ujarnya.
Pihaknya mendukung TNI dan Polri agar menindak tegas oknum yang melakukan ceramah yang bernada provokatif dan melakukan kegiatan yang melanggar protokol kesehatan.
"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat untuk saling mengingatkan pentingnya protokol kesehatan dan mendorong pemerintah menindak tegas siapapun yang melakukan pelanggaran atau mendukung terjadinya pelanggaran protokol kesehatan sesuai peraturan yang berlaku," katanya.
Ia mengajak semua elemen masyarakat dan seluruh anak bangsa bersatu padu, bergandeng tangan membantu pemerintah dalan pencegahan Covid-19 yang masih melanda Indonesia.
Post a Comment
Post a Comment