Anggaran Minim, Penanganan Sampah di Grobogan Belum Maksimal
GROBOGANTODAY.COM – Volume sampah di Kabupaten Grobogan mencapai 500 ton dalam sehari. Namun saat ini penanganannya belum maksimal. Hal itu terjadi akibat terkendala anggaran, sehingga pemenuhan sarana dan prasarana penanganan sampah belum tercukupi.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Grobogan, Nugroho Agus Prastowo saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis(3/12/2020).
"Anggaran kita sangat minim, hanya cukup untuk menggaji tenaga kebersihan saja.Belum lagi armada pengangkut sampah yang sedikit. Mudah-mudahan pemenuhan sarana penanganan sampah bisa maksimal ," ujarnya.
Saat ini DLH Grobogan hanya memiliki 11 armada truk pengangkut sampah yang harus melayani 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan.
Agus menjelaskan, pihaknya belum bisa melayani penanganan sampah 100 persen. Saat ini baru melayani sekitar 10-11 persen per harinya. Untuk menangani tumpukan-tumpukan sampah di beberapa titik di wilayah Kabupaten Grobogan, DLH melaksanakan patroli sampah secara periodik. Sedangkan keberadaan 200 bank sampah telah berhasil mengurangi sampah sekitar 5 persen.
"Kami berusaha menciptakan kebersihan, dengan patroli sampah secara periodik. Sampah-sampah di pinggir jalan kita sisir di wilayah timur, tengah dan barat," katanya.
Agus menambahkan, minimnya pengelolaan sampah di Kabupaten Grobogan, membuat banyak tumpukan sampah liar. Hal itu terlihat di sejumlah wilayah seperti di Kecamatan Toroh, Wirosari, Kedungjati dan Godong. Pihaknya mengusulkan untuk menambah dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yakni di wilayah barat dan timur.
"Di beberapa pasar yang menghasilkan sampah cukup banyak saja belum memiliki Tempat Pembuangan Sementara(TPS). Seperti Pasar Toroh, Pasar Ngraji," ungkapnya.
Post a Comment
Post a Comment