Kematian Tak Wajar, Makam Siswi SD di Grobogan Dibongkar
Sejumlah petugas melakukan pembongkaran makam. |
Nampak sejumlah anggota keluarga korban menunggu proses pembongkaran makam sejak awal. Kegiatan pembongkaran yang dilakukan mendatangkan 5 tenaga medis dari Polda Jateng serta 28 tenaga medis lainnya dan dipimpin langsung Ketua Forensik Polda Jateng Kombes Dr dr Sumi Hastri Purwanti.
Kepala Desa Karangrejo Dwi Sri Astutik mengatakan pembongkaran makam yang dilakukan pihak forensik Polda Jateng merupakan tindaklanjut dari pelaporan orang tua korban di Polres Grobogan Desember lalu.
"Semoga berjalan dengan lancar,kita serahkan pada ahlinya," ujarnya.
Guna memastikan keamanan lokasi, polisi memasang police line di sekitar area pembongkaran. Diharapkan kegiatan pembongkaran yang berlangsung dapat berjalan lancar.
Sebelumnya, kematian seorang siswi kelas Sekolah 6 Dasar Negeri 5 Karangrejo, Kecamatan Grobogan, Rabu(22/12) menyimpan banyak pertanyaan. Banyaknya luka lebam di sekujur tubuh korban, membuat keluarga meyakini korban meninggal secara tidak wajar. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
" Di badan dan alat kelamin ada luka lebam. Sebelumnya kami telah mengikhlaskan kepergian putri kami, tetapi keluarga besar tidak terima," jelas Pujiyanto, bapak korban, Senin(27/12/2021).
Korban bernama Serli Margareta(12), warga Dusun Pondok,Desa Karangrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Pujiyanto dan Sri Martini.
Pujiyanto, bapak korban kepada wartawan mengatakan, sebelum meninggal, Minggu(19/12) putrinya masih sempat datang ke acara ulang tahun temannya di Jatipohon. Setelah sampai ke rumah, korban merasa tidak enak badan dan langsung diperiksakan ke bidan setempat.
" Mulai hari Senin (20/12) anak saya tidak sadarkan diri dan sering mengigau disakiti 3 orang teman sekolahnya. Selama 3 hari tidak sadarkan diri, ia selalu menyebut tiga nama dalam igauannya tersebut," ungkap Pujiyanto.
Pujiyanto menjelaskan, banyak ditemukan luka lebam di tubuh anaknya, diantaranya di tangan, dada,perut dan alat kelamin. Walaupun sebelumnya sempat membuat pernyataan bahwa sudah menerima kematian putrinya, namun akhirnya keluarga korban bersama kuasa hukumnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Grobogan, Senin(27/12) sore.
" Kami berniat mengikhlaskan, tetapi desakan keluarga besar dari Toroh, tidak terima atas kematian putri saya yang tidak wajar dan akan melanjutkannya ke jalur hukum," ujarnya.
Pihak keluarga korban berharap, pihak kepolisian segera mengungkap kasus kematian siswi kelas 6 Sekolah Dasar tersebut.
Post a Comment
Post a Comment