Dirawat di Panti Jompo, Kakek yang Viral dengan Cucunya Malah Kabur
Mbah Suparjo saat akan kabur dari panti jompo. |
"Sempat tiga kali kabur, namun ketahuan petugas. Baru kabur yang keempat, ia berhasil sampai di rumah," katanya.
Menurut Edy, Mbah Suparjo kabur dari panti jompo dengan cara menaiki pagar tembok. Saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinsos Jateng untuk membawanya ke sebuah panti di Kota Semarang.
"Kita sudah koordinasi, semoga bisa di Semarang," katanya.
Sebelumnya, video viral seorang cucu menghardik kakeknya dan menyuruhnya mengemis ternyata tidak semuanya benar.
Berdasarkan penelusuran Grobogan Today, kejadian tersebut terjadi di Dusun Bogo, Desa Kropak, Wirosari, Grobogan. Kakek tersebut bernama Supardjo, sedangkan cucunya berinisial S(11) yang duduk di kelas 6 sekolah dasar.
Menurut keterangan S saat ditanya mengenai video tersebut, kejadian tersebut sudah berlangsung cukup lama. Saat itu ia membuatkan kopi untuk kakeknya dan sudah jadi. Namun saat dipanggil-panggil, kakeknya tidak mendengar. Karena tuna rungu, kakeknya tidak mendengar panggilannya.
"Saya colek pakai sapu, kalau hanya dipanggil gak dengar," ungkapnya.
Saat Grobogan Today berkunjung ke rumah Mbah Supardjo, ia sendirian di rumahnya. Sedangkan cucunya tidak di rumah, sedang bersekolah. Saat diajak komunikasi, Mbah Supardjo tidak bisa merespon dengan baik. Walaupun sudah dengan suara keras, ia tidak bisa mendengar. Menurut penuturan warga, harus dengan beberapa bahasa isyarat jika berkomunikasi dengan Mbah Supardjo.
Kades Kropak, Sukinah menjelaskan bahwa sejak dua minggu kelahiran S(11), ibunya sudah pergi meninggalkannya. Begitu juga dengan bapaknya, pergi meninggalkan rumah. S kecil akhirnya dirawat oleh kakek-neneknya. Hingga usia sekolah, S diajak kakek-neneknya ke Semarang untuk mengais rejeki sebagai peminta-minta.
"Saat usia sekolah, kakek dan cucunya pulang ke desa. Sedangkan neneknya masih di Semarang," katanya.
Sepeninggalan neneknya, perekonomian keluarga menjadi berubah. Tidak ada lagi yang memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua kebutuhan hidup Mbah Supardjo dipenuhi oleh belas kasihan warga sekitar.
"Semua kebutuhan selama ini dipenuhi neneknya. Beruntung tetangganya baik-baik semua. Sayangnya pola hidup Mbah Jo tidak seperti warga sini pada umumnya. Makannya harus ada ikan atau daging, merokok pun harus merk bagus. Kalau seperti kita kan makan seadanya," ujarnya.
Kades Kropak menambahkan, saat ini untuk memenuhi kebutuhan Mbah Supardjo dan cucunya, dibentuk panitia kecil yang beranggotakan tetangga sekitar.
"Ada yang ditugaskan memasak, memberi uang saku cucunya. Listrik dan air bersih juga diurus warga," ungkapnya.
Post a Comment
Post a Comment