5.000 Hektar Sawah di Grobogan Terendam Banjir, Produksi Padi Terancam Puso
Kondisi sawah yang terendam banjir. |
"Sangat prihatin, sekitar 5ribu hektare sawah musim tanam hampir satu bulan terendam banjir. Terancam puso. Grobogan sebagai penyangga pangan. Kalau ini tidak diperhatikan, maka dikhawatirkan tak bisa menyumbang produksi," ungkapnya.
Menurutnya Grobogan sebagai lumbung pangan nasional, harus dijaga. Sebab areal pertanian memang luas. Namun perlu diperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan panen. Salah satunya banjir.
Saat ini, petani hanya pasrah jika dalam waktu dekat tidak segera surut, tanaman padi dipastikan mati. Ribuan hektar sawah yang terendam tersebar di 4 kecamatan, yakni Purwodadi, Tawangharjo, Grobogan, dan Brati.
Kerap jadi langganan banjir, Bupati Grobogan Sri Sumarni mengusulkan normalisasi di tiga sungai besar. Yakni Sungai Lusi, Serang, dan Glugu. Sebab tiga sungai besar itu sudah mengalami pendangkalan.
Menurutnya hal itu penting, sebab sejauh ini sungai-sungai besar itu mudah meluap hingga membanjiri pemukiman dan lahan pertanian. Sehingga perlu ada perhatian dari pihak terkait, yakni BBWS dan Kementrian PUPR.
"Saya berharap BBWS melakukan tindakan penyudetan sungai satreyan, agar kejadian banjir tahunan tidak terulang kembali. Saya sudahmengajukan sudetan kali satreyan sejak tahun 2017, namun tak terealisasi," ujarnya.
Bahkan akibat tak ada sodetan itu, ada 60 hektar areal pertanian di Karangsari dan Kronggen yang tak bisa ditanami. Untuk itu, ia meminta perhatian pemerintah pusat, provinsi, dan BBWS agar usulan itu ditindaklanjuti.
"Kalau ada sodetan dan normalisasi, ada mungkin bisa mengurangi dampak air yang masuk ke pertanian," tuturnya.
Post a Comment
Post a Comment