-->
yQRsgXYtnqhElJ0qG98ow6B0hsUDuvl7mVOesb9a
Tradisi Tubo di Grobogan, Ribuan Warga Berebut Ikan di Sepanjang Sungai Tuntang

Iklan Billboard 970x250

Iklan 728x90

Tradisi Tubo di Grobogan, Ribuan Warga Berebut Ikan di Sepanjang Sungai Tuntang

Ribuan warga berebut ikan di Sungai Tuntang,  Kecamatan Kedungjati,  Senin (9/9/2024).


GROBOGANTODAY, KEDUNGJATI  - Ribuan orang berbondong-bondong  datang ke Sungai Tuntang di Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan,  Senin (9/9/2024). Mereka datang untuk mengikuti salah satu bagian dari tradisi Asrah Batin, yakni tradisi tubo. Selain memcari ikan, ada pula yang hanya sekedar menonton saja.


Tradisi Tubo merupakan tradisi turun temurun di Desa Ngombak dan Karanglangu, Kecamatan Kedungjati. Tradisi ini rutin digelar setiap dua tahun sekali sebelum acara asrah batin. Ratusan warga dari dua desa memenuhi Sungai Tuntang yang membelah dua desa tersebut untuk mencari ikan. Tak hanya warga sekitar, warga dari luar desa bahkan luar Kabupaten Grobogan ikut acara tersebut. 


"Nanti ikannya dibawa pulang  ke rumah masing-masing.  Tujuannya  agar warga senang dan menjaga kerukunanan antar warga," ungkap Hermanto, Sesepuh Desa Trah Asrah Batin.


Sebelum acara dimulai, sesepuh desa mengadakan ritual doa. Beberapa bahan disiapkan untuk acara tersebut. Yakni tanaman tuba yang digunakan untuk meracun ikan. Selanjutnya, ramuan yang telah dimasukkan ke dalam kendi disebarkan ke sungai.


Sambil menunggu ikan terapung di permukaan sungai, ribuan warga berbaris di sepanjang aliran sungai sepanjang kurang lebih 3 kilometer. Beberapa warga, mulai dari anak-anak hingga dewasa terlihat membawa jaring, keranjang, atau tangan kosong untuk menangkap ikan.


"Setiap acara ini saya selalu ikut. Ini baru dapat ikan 4 ekor," ungkap Mukminin, warga sekitar.


Tradisi Tubo sangat erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat terhadap sosok Kedhana Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang dipercaya sebagai pendiri Desa Ngambak dan Desa Karanalangu. Menurut mitologi Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung.

 

Mereka berpisah saat masih kecil. Keduanya melakukan perjalanan secara terpisah melewati hutan dan sungai, sampai akhirnya Kedhana singgah dan menetap di sebuah desa bernama Karanglangu. Kedhini sendiri singgah dan menetap di sebuah desa bernama Ngombak.


Tak lama setelah Kedhana Kedhini dewasa, mereka bertemu hingga jatuh cinta dan hampir menikah. Namun rencana pernikahan tersebut gagal.

 

Menurut cerita, keduanya sedang memancing di Sungai Tuntang dan ikan hasil tangkapannya dibagikan kepada warga. Oleh warga, tradisi ini berlanjut hingga saat ini. 


Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment

Iklan Tengah Post