Ketakutan, Korban Dugaan Pencabulan di Kecamatan Gabus Sempat Tak Mau Sekolah
Ilustrasi |
"Minggu (6/10) malam, anak saya ngomong kalau besok gak mau sekolah," ungkapnya.
Malam itu, lanjutnya, anak sulungnya tersebut tidak bisa tidur nyenyak. Beberapa kali menangis dan pindah posisi tidur. Namun ia belum tahu apa yang telah menimpa anaknya.
"Menangis terus. Semalaman miring, jongkok, berdiri. Dia ngomong takut sekolah, pikiran saya dia takut temannya yang nakal," katanya.
Keesokan harinya, Senin (7/10) korban masih berangkat sekolah, karena dipaksa oleh ibunya. Namun hari Selasa (8/10), korban kembali tidak mau berangkat ke sekolah.
"Hari Selasa saya mentolerir anak saya untuk tidak berangkat. Kemudian hari Rabu, awalnya gak mau sekolah lagi, tetapi akhirnya masuk," ujarnya.
Saat perjalanan pulang sekolah, korban yang biasanya duduk di sepeda motor bagian depan, hanya berdiri saja. Hanya menyandarkan punggungnya.
"Dia gak mau duduk," katanya.
Sampai di rumah, korban berulang kali ke kamar mandi untuk buang kecil. Hingga akhirnya ibunya mendengar korban menangis di kamar mandi.
"Bolak-balik ke kamar mandi, ngomongnya pipis gak bisa. Terakhir di kamar mandi dia menangis, mungkin perih. Saya susul ke kamar mandi, saat saya periksa kelihatan ada darah. Saya belum berpikir macam-macam," ujar ibu korban.
Kemudian ibunya kembali bertanya kepada korban. Setelah dibujuk berkali-kali, anaknya mengaku telah dicabuli oleh gurunya. Menurut pengakuan anaknya, oknum guru tersebut melakukan aksi bejatnya di kamar mandi sekolah, saat jam istirahat.
"Saya suruh tiduran. Saya periksa sambil tiduran. Kelaminnya berdarah, bengkak, memar. Saya tanya akhirnya mengaku diwawiki pak guru. Tangan pak guru dimasukin," katanya.
Mendengar pengakuan tersebut, orang tua korban langsung melapor ke Mapolsek Gabus.
Berita sebelumnya, kasus dugaan pencabulan anak di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Gabus, membuat geger. Apalagi oknum guru dengan inisial R dikenal sebagai seorang guru pengajar di sekolah tersebut. Sedangkan murid yang menjadi korban pencabulan itu seorang siswi kelas 1 berusia 7 tahun.
Post a Comment
Post a Comment